Tinjau Halte Kapsul, Erwin Aksa: Kasian Rakyat Bayar Pajak, Uangnya untuk Proyek Tidak Jelas Proyek di era Danny Pomanto

Makassar852 Dilihat

gemanews.id-MAKASSAR– Erwin Aksa kembali melontarkan kritikannya kepada Mochammad Ramdhan “Danny” Pomanto.

Kritikan mantan Ketua BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu terkait dengan program Danny Pomanto saat menjabat Walikota Makassar 2013-2018 yang tak terealisasi.

Bahkan cenderung beberapa di antaranya pembangunan infrastruktur mangkrak. Contohnya, program Petepete Smart dan halte kapsul.

Petepete Smart merupakan salah satu program yang didengung-dengungkan Danny Pomanto saat menjabat.

Namun akhirnya batal dihadirkan lantaran terbentur Surat Kelayakan Rancang Bangun (SKRB).

Hingga akhir masa jabatannya, petepete Smart ini tak kunjung beroperasi sementara dua halte yang sudah dibangun yakni di Jl Hertasning dan Jl Cendrawasih terbengkalai.

Dalam perjalanan kembali dari meninjau TPA di Antang, Erwin mampir melihat dari dekat halte ‘kapsul’ di Jl Hertasning, Minggu (18/10/2020). Ia merasa cukup miris melihat kondisinya.

Halte yang harusnya digunakan untuk kepentingan bagi masyarakat luas ditinggal dengan berbagai kerusakan begitu saja.

Olehnya itu program ini menurut Erwin hanya menghabiskan pajak yang dibayarkan masyarakat, namun hasilnya tak dinikmati.

“Ini kan pemborosan uang rakyat yang dipakai, terus tidak difungsikan, jadinya terbengkalai. Kasian rakyat membayar pajak kemudian uangnya dipakai untuk program-program yang tidak jelas,” terangnya saat memantau salah satu Halte Kapsul yang awalnya diperuntukan untuk Petepete Smart di Jl Hertasning, Minggu (18/10/2020).

Tak hanya itu Ketua DPP Partai Golkar ini juga menyebut adanya pembangunan yang mangkrak ini juga menunjukan Pemerintahan Makassar sebelumnya tak memiliki perencanaan yang baik.

“Ini bentuk perencanaan yang gagal menurut saya. Kalau pemerintahan yang kuat, yang hebat perencanaannya itu harus bagus,” katanya.

“Saya kira inilah salah satu bentuk kegagalan dari Danny Pomanto yang membangun program-program seperti ini tapi tidak bisa dieksekusi,” sambungnya.

Erwin menambahkan, seharusnya pemimpin dalam hal ini Walikota Makassar harus bisa memilah program apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Ia mencontohkan di Makassar yang paling dibutuhkan warga adalah transportasi murah dengan mobilitas yang bisa menjangkau semua wilayah yang ada.

“Tidak sekedar membangun dengan gaya-gayaan tetapi perencanaannya juga harus bagus,” paparnya.(*)