gemanews.id-MAKASSAR – Fitnah yang ditujukan kepada mantan Wapres RI Jusuf Kalla, masih berbuntut. Ketua Umum DPP Gempar NKRI Akbar Polo, pun mengeluarkan himbauan agar warga Makassar tidak memilih calon yang tega merusak nama baik Jusuf Kalla sebagai tokoh kebanggaan suku Bugis-Makassar.
Menurutnya, fitnah yang mengatakan JK sebagai Chaplin dan menuduh JK pihak yang mengatur KPK melalui Novel Baswedan dalam penangkapan Edhy Prabowo adalah penghinaan dan pelecehan terhadap orang Sulsel. “Ini fitnah keji dan melukai hati kami orang Bugis-Makassar,” kata Akbar Polo, Selasa (8/12/2020).
Sebelumnya, beredar video berisi rekaman calon walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto yang menyebut JK sebagai pihak di balik penangkapan Edhy Prabowo. Video dan rekaman suara tersebut viral, menuai banyak sorotan dan geger nasional.
Menurut mantan ketua Bem Universitas Veteran Republik Indonesia itu, jika orang Bugis-Makassar tersakiti akibat pernyataan kontroversi tersebut adalah wajar. Sehingga, kata dia, pernyataan calon walikota tersebut, selain merendahkan martabat KPK, juga telah melecehkan eksistensi ketokohan JK yang sudah diakui sebagai tokoh dunia.
“Karena kita orang Bugis, Makassar, Toraja dan Enrekang memiliki prinsip siri’na pacce, maka saatnya sekarang prinsip itu harus ditegakkan. Jangan memilih calon yang telah menghina simbol kebanggaan Sulawesi Selatan. Ini soal pesse, bukan soal politik,” tegasnya.
Akbar Polo juga menghimbau, agar hal ini diserahkan pada proses penegakan hukum yang sedang berjalan dan ditangani Polda Sulsel.
Dia berharap, Kapolda Sulsel, Irjen. Pol. Drs. H. Merdisyam, M.Si bersungguh-sungguh mengusut pelecehan terhadap JK sesuai dengan laporan yang disampaikan oleh putra JK, Solihin Kalla.
“Sebagai Ketua Umum DPP Gempar NKRI, dan sebagai orang Bugis-Makassar, saya menghimbau kepada seluruh warga Makassar agar menunjukkan pesse (solidaritas) kepada Pak JK dengan tidak memilih calon yang telah menghina Pak JK, pilih saja calon yang lain yang tahu etika dan tata krama dan menghargai adab kita di Sulsel,” kata Akbar Polo.
Dia menerangkan alasannya, bahwa sekalipun paslon yang menghina JK itu terpilih, tetap akan diproses secara hukum dan itu bisa membuatnya menjadi terpidana. “Masalahnya sudah menjadi persoalan nasional, karena KPK juga akan mengklarifikasi dan menuntutnya,” ujar Akbar Polo.
Selain itu, dia juga menghimbau agar warga Makassar menolak segala bentuk serangan fajar untuk mempengaruhi pilihan mereka di Pilkada 9 Desember 2020, bersok. Polo Dia juga meminta warga Makassar tidak mempercayai kampanye hitam yang santer beredar di saat memasuki masa tenang.
“Makassar harus memiliki pemimpin yang bermartabat yang Tau Siri napacce, bukan pemimpin yang suka memfitnah dan merendahkan tokoh-tokoh dari Sulsel, dan tidak menghargai adab sipakatau si pakalebbi,” terangnya.(**)