oleh

Momentum Hari Perlawanan Rakyat Luwu dan Pembentukan Luwu Raya Harga Mati

-Sulselbar-473 Dilihat

GemaNews.id, Makassar- Pada Tanggal 23 Januari 2021 adalah hari yang sangat bersejarah oleh Tanah Luwu. Seperti kita ketahui saat ini sudah terbagi menjadi 3 kabupaten dan 1 Kota yaitu Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur dan Kota Palopo.

Perayaan Hari Perlawanan Tanah Luwu itu di laksanakan secara bergantian oleh tiap kabupaten dan kota. Secara kebetulan saat ini perayaan dilaksanakan di Kabupaten Luwu Utara.

Ketika kita flashback sejarah bahwa Kedatuan Luwu adalah salah satu Kerajaan di Nusantara dan pertama di Sulawesi menyatakan bergabung dengan Negara Republik Indonesia (NKRI). Namun pada saat itu penjajah di daerah Tanah Luwu pasca kemerdekaan masih ada.

Hal inilah yang mendasari perlawanan Datu Andi Djemma memimpin Pasukan melakukan perlawanan terhadap Penjajah. Disnilah di kenal dengan nama Perlawanan Rakyat Luwu, pada 23 Januari 1946. Oleh karena itu momentum 23 Januari 2021 merefleksikan hari perlawanan Rakyat Luwu Raya, dimana ada kemauan ingin berdiri sendiri .

Sumber Daya Manusia “Wija To Luwu” yang ada punya pontensi besar begitupun dengan Sumber daya Alamnya sangat luar biasa. Oleh karena itu salah satu dasar kenapa harus memisahkan diri dan membentuk Provensi sendiri, agar pembangunan di Tanah Luwu bisa lebih maju, merata dan rakyatnya bisa lebih sejahtera.

Namun masih terkendala dari syaratnya, salah satu syarat terbentuknya Provinsi yaitu harus mempunyai 5 kab/kota berdasarkan PP 23 tahun 2004. Oleh karena di haruskan membentuk lagi DOB baru tingkat II . Telah di sepakati bersama daerah itu adalah daerah Walenrang dan Lamasi (Walmas) yang punya potensi untuk bisa di jadikan Luwu Tengah.

Namun langkah itu sudah di lakukan oleh masyarakat Tanah Luwu bahkan gerakan di lakukan memakan korban sampai saat ini di kenang “Walmas Berdarah” .

Perjuangan Rakyat Luwu tidak berlanjut gara-gara adanya Undang-undang Moratorium yang penundaan pemekaran, sehingga sampai hari ini terhenti gerakan pemekaran Luwu Tengah .

Salah Satu Tokoh Pemuda Tanah Luwu H.Kemal Eden Malinta yaitu Putra dari Abubakar Malinta mengatakan bahwa kita harus terus mengingatkan pemerintah Provinsi Sulsel dan seluruh Wija To Luwu bersatu padu menyuarakan pembentukan Provensi Luwu Raya itu adalah Harga Mati.

“Sehingga kita bisa Mandiri mengelolah Sumber Daya Alam yang ada untuk Kesejahteraan Rakyat Luwu,” ujarnya. Minggu (24/01).

Lanjut H. Eden mengatakan bahwa ketika kita sudah mandiri secara Ekonomi, Insa Allah pasti tidak ada lagi rakyat menderita kelaparan gara – gara tidak bisa beli makan.

“Maka dari itu mari kita kawal secara bersama- sama agar Provinsi Luwu Raya bisa terwujud”, Imbau H.Edan. (Bara)