oleh

AG Drs KH Muhyiddin Zain Adalah Tokoh Pendidikan Tinggi Islam di Sulsel

-Makassar-364 Dilihat

Suasana Semalan Al Qur’an memperingati Haul ke-42 Allahyarham
AG Drs KH Muhyiddin Zain di Auditorium KH Muhyiddin Zain, Selasa (26/1/2021). foto: humas uim

gemanews.id-MAKASSAR – Rektor Universitas Islam Makassar (UIM), DR Ir Hj A Majdah M Zain MSi, membuka kegiatan Semaan Qur’an di Auditorium KH Muhyiddin Zain, Selasa (26/1/2021).

Semaan Qur’an tersebut sebagai rangkaian awal Haul ke-42 tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Sulsel pendiri UIM, Anregurutta (AG) Drs KH Muhyiddin Zain. Puncak haul akan dilaksanakan 31 Januari mendatang pada Hari Lahir (Harla) NU.

“Saya pribadi dan mewakili keluarga berterima kasih atas perhatian dan partisipasi semua pihak dalam kegiatan mendoakan ayahanda kami. Semoga menjadi kebaikan bagi semua khususnya Allahuyarham,” ujar Majdah.

Hadir pada kegiatan tersebut Ketua Yayasan Al Gazali UIM pada masanya Prof DR Iskandar Idy, jajaran pimpinan UIM dan diramaikan santri Pondok Pesantren (Ponpes).

Siapa AG Drs KH Muhyiddin Zain?

Redaksi UIMsmart News mengutip sebuah artikel ditulis HM Hamdar Arraiyyah, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

AG Drs KH Muhyiddin Zain merupakan seorang tokoh yang hidup pada abad 20 dan banyak berjasa dalam mengembangkan pendidikan tinggi Islam di Sulsel.

Kabag Humas dan Kerja Sama UIM, dr Wachyudi Muchsin SH, menjelaskan, peran ayahanda dari Rektor UIM, DR Ir Hj A Majdah M Zain MSi ini, relatif belum banyak dikenal, karena kurangnya publikasikan. Padahal, perjuangan dari tokoh generasi kedua NU di Sulsel ini, pencapaiannya sebagai orang pertama di daerah ini, yang meraih gelar sarjana di perguruan tinggi agama, mendirikan, dan memimpin lembaga pendidikan tinggi Islam. Diantaranya UIM dan Rektor kedua IAIN (UIN) Alauddin Makassar.

AG Drs KH Muhyiddin Zain adalah salah seorang tokoh Islam di Sulsel yang perlu dikenal sepak terjangnya oleh masyarakat luas. Banyak aspek dalam hidupnya yang menunjukkan dirinya sebagai seorang tokoh. Diantaranya, sebagai akademisi, pimpinan perguruan tinggi Islam, pemimpin organisasi keagamaan, dan mubalig.

Kedudukannya sebagai keturunan bangsawan Bugis asal Soppeng yang memilih jalur pengabdian di bidang pendidikan dan keagamaan memberi nilai tersendiri.

Menurut sang istri Hj Andi Ukdah, suaminya sering disapa dengan sebutan ustaz oleh warga masyarakat.

AG Drs KH Muhyiddin Zain adalah anak kelima dari delapan bersaudara. Ketujuh saudaranya secara berurut dari yang paling tua adalah Andi Bibah, Andi Salehah, Andi Sitti, Andi Amin, (AG Drs KH Muhyiddin Zain), HM Jafar Zain, Andi Soia, dan Hj Andi Madiana.

Banyak orang tidak mengetahui jika AG Drs KH Muhyiddin Zain adalah keturunan bangsawan, sebab ia tidak mencantumkan gelar itu di depan namanya. Orang-orang di kampus menyebutnya dengan Pak Muhyiddin. Sebagian warga menyapanya dengan sebutan ustaz. Meskipun demikian, putra putrinya menyandang gelar kebangsawanan tersebut di depan nama mereka.

Putra putri AG Drs KH Muhyiddin Zain terdiri dari Andi Mukramin SE, Andi Maria, Andi Najmah SE, Andi Abdul Baqi SE dan bungsu A Majdah M Zain.

Ayahnya bernama H Andi Zainuddin, dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan keluarga dekatnya disapa dengan Petta Imang). Sedangkan ibunya bernama Hj Andi Wakhah. Keduanya menikah sekitar 1900-an di Kabupaten Soppeng.

Zainuddin pernah menjabat sebagai Imam di Masjid Darussalam, yang ketika itu bersatus sebagai Masjid Raya Watansoppeng, Soppeng. (***)