oleh

Mau Pimpin Demokrat Sulsel? Akbar Endra: Belajar Dulu Manajemen Kepemimpinan Politik Sama Reza Ali

-Politik-450 Dilihat

gemanews.id-MAROS – Mantan Anggota DPRD Kabupaten Maros dari Fraksi Partai Demokrat dua periode (2009-2019) Akbar Endra, mengomentari dinamika internal Partai Demokrat yang dikabarkan akan mengadakan Muswarah Daerah Partai Demokrat pasca idul fitri nanti.

“Musda pasti akan ada, kapan dilaksanakannya? Setiap lima tahun Musda digelar untuk memilih ketua dan formatur kepengurusan. Kalau belum siap dilaksanakan karena sesuatu hal, maka DPP akan menunjuk Plt Ketua dan Pengurus DPD hingga digelarnya Musda. Bisa yang ditunjuk Ketua DPD sekarang atau salah satu Ketua DPP. Hak menunjuk itu ada di DPP,” kata Akbar Endra dalam diskusi bersama Akbar di Jalan Landak Baru nomor 2 A Makassar, jelang buka puasa, Kamis (29/4/2021).

Namun, dia menjelaskan agenda Musda itu adalah sunnahtullah (hukum alam) bagi semua partai politik. Soal jadwal kapan dan di mana akan dilaksanakan, itu menurutnya hanyalah masalah teknis.

“Yang paling penting dalam setiap suksesi partai, adalah proses menghadirkan pemimpin partai yang mampu mencitrakan partai. Karena kita memperjuangkan elektabilitas yang tinggi di Pemilu. Elektoral itu diawali dari citra yang baik, dan itu dimulai dari citra pemimpin,” ujarnya.

Akbar tidak memungkiri, dalam dinamika internal Partai Demokrat Sulsel, mengerucut pada dua nama bakal calon ketua, yakni Ni’matullah dan Ilham Arif Sirajuddin. IAS pernah menjadi Ketua DPD Partai Demokrat pada tahun 2012 dan dia mengendarai PD pada Pilgub 2013 berpasangan dengan Ustad Aziz Qahar Musyakkar dengan tangline IA (Ilham Aziz).

Tak cukup lima tahun memimpin PD Sulsel, IAS berhenti di tengah jalan dan digantikan oleh Ni’matullah pasca Pemilu 2014 sehubungan terjadinya proses hukum terhadap IAS di KPK. Hingga saat ini, Partai Demokrat Sulsel dipimpin oleh Ni’matullah hingga 2021.

Akbar Endra menyinggung kepemimpinan IAS dan Ni’matullah di Partai Demokrat, belum bisa menyamai prestasi pencapaian citra dan elektoral Partai Demokrat di masa kepemimpinan Reza Ali pada Pemilu 2019.

“Demokrat Sulsel di masa pak Reza, adalah masa yang paling indah. Kebersamaan, kerjasama tim dan wibawa partai melejit, meskipun awalnya kita dipandang sebelah mata oleh Golkar. Kemenangan direbut karena Reza bisa membangun tim untuk memperjuangkan gagasan partai, strategi partai dan dia memimpin dalam keadaan zero. Yang diperkuat adalah kerja-kerja tim di semua tingkatan,” ucap Akbar.

Hasilnya, kata dia, Pemilu 2009, Demokrat melejit, dari 1 kursi di DPRD Sulsel menjadi 10 kursi, di Maros dari 0 kursi menjadi 4 kursi, di Makassar dari 1 kursi menjadi 9 kursi, dan hampir semua Kabupaten Kota, Demokrat mendapatkan kursi pimpinan DPRD.

Selain itu, Akbar juga mengungkapkan bahwa Reza Ali adalah pemimpin sejati yang pernah dimiliki Partai Demokrat Sulsel. Sosok Reza, kata dia, bisa menginspirasi dan memotivasi kader partainya untuk berjuang dengan semangat. Dia juga masih mengingat pesan Reza hingga saat ini.

“Pak Reza dulu itu paksa kader yang nyaleg pada tahun 2009 agar eksis di Dapilnya. Bahkan kalau ada yang ditemukan di Warkop dipukul pakai rotan dan disuruh ke Dapilnya bekerja. Reza bilang, biar tidak punya uang kau jadi caleg, kau bisa menang asal kau kerja keras, temui pemilih di Dapilmu, ajak mereka bicara dan suruh pilih kau,” kata Akbar mengenang.

Selain itu, menurut Akbar, pesan-pesan Reza banyak yang menginspirasi kader, di mana Reza sering meminta kader demokrat agar tidak sok jago di lapangan tapi selalu bersikap rendah hati.

“Jadilah sepetrti padi, semakin berisi semakin menunduk, semakin kuat semakin santun, bukan sudah lemah dan blo’on tapi sok jago dan sok pintar. Gagasan partai itu harus diperjuangkan secara kolektif dan kerjasama tim yang solid. Di sini keunggulan Reza, dia bikin tim kerja dan dia kuatkan kerjasama semua tim,” ucapnya.

Lebih tegasnya, Akbar Endra menyarankan agar semua yang berminat menjadi ketua partai di Sulsel, mesti belajar ilmu manajemen kepemimpinan politik dari Reza Ali, terutama belajar melakukan hal-hal yang sederhana tapi tepat dan jitu.

“Pak Reza selalu mengosongkan diri dan mengutamakan gagasan partai, dia kerjakan strategi partai sungguh-sungguh dan pelaksanaannya dilakukan secara konsisten. Hasilnya, capaian Demokrat Sulsel di Pemilu 2009,” pungkasnya.(*)