Gemanews.id-MAKASSAR — Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Makassar Abdul Wahab Tahir menyatakan menolak menjadi oposisi pemerintahan Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi.
Wahab terang-terangan menyatakan tidak mau berhadap-hadapan dengan Danny Pomanto.
Ia beralasan, rivalitas Golkar dengan Danny Pomanto sudah selesai sering berakhirnya Pilwali Makassar 2020 lalu.
Hal itu disampaikan Wahab dalam kunjungan ke masyarakat di kelurahan bolua kecamatan tallo, Kamis (28/10/2021) kemarin.
“Fraksi Golkar itu oposisi, tapi saya tidak mau melakukan itu,” kata Wahab dalam videonya yang Viral diterima awak Media Jumat (29/10/2021).
Wahab saat ini menjabat Ketua Komisi D DPRD Makassar. Golkar mengontrol lima kursi parlemen.
Wahab mengatakan telah menyatakan sikap menolak jadi oposisi pada Ketua Golkar Makassar Munafri Arifuddin.
Ia beralasan, ingin berkontribusi mengisi pembangunan
“Saya sampaikan pada Pak Munafri Arifuddin Ketua Golkar Makassar tidak boleh kita oposisi pada pemerintah kota Makassar. Yang korban rakyat,” katanya.
“Kalau kita mau kompetisi pilkada nanti di 2024. Itu baru kita bertarung lagi, sekarang ini saatnya ini mengisi pembangunan,” sambungnya.
Wahab juga blak-blakan menyebut diduga adanya Kader Golkar disebut sebagai penumpang gelap gerbong Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi.
Namun Wahab menegaskan dirinya memilih membangun kompromi politik usai gelaran Pilwali Makassar 2020 lalu.
“Ada tommi yang pusing ini Golkar penumpang gelap. Baji Ki (tolong perbaiki) pilkada sudah selesai. Kita saatnya berkompromi. Tidak perlu lagi anda perhadap-hadapkan kami,” kata Wahab.
Pada Pilwali Makassar 2020 lalu, Golkar bersebrangan dengan Danny Pomanto untuk ketiga kalinya.
Partai Golkar berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) mengusung pasangan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun (Imun).
Sementara Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi (Adama) diusung Nasdem dan Gerindra.
Adama keluar sebagai pemenang dengan meraih suara 41,3 persen dengan torehan 218.907 suara.
Sementara Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun NH 4,9 persen atau 25.810 suara.
Sebelumnya Golkar juga selalu bersebrangan Danny Pomanto.
Partai Golkar tiga kali menjadi rival Danny Pomanto dalam pemilihan wali kota Makassar.
Dimulai dari Pilwali Makassar 2013, 2018, hingga 2020.
Pada Pilwali Makassar 2013 lalu, Golkar berkoalisi PDI-Perjuangan mengusung petahana Wakil Wali Kota, Supomo Guntur berpasangan Kadir Halid.
Golkar melawan Danny Pomanto-Syamsu Rizal yang diusung Partai Demokrat.
Koalisi Golkar-PDI Perjuangan hanya menempati posisi keempat dengan raihan suara 84.153 atau persentase 14,38 persen.
Mereka kalah jauh dari pasangan Danny-Pomanto-Syamsu Rizal (Dia) yang meraup 182.424 suara atau 31,17 persen.
Rivalitas Golkar-Danny Pomanto berlanjut pada Pilwali Makassar 2018.
Golkar membangun koalisi besar mengusung pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi.
Mereka melawan calon independen Danny Pomanto-Indira Mulyasari. Namun Danny Pomanto gagal masuk arena karena diskualifikasi.
Golkar Golkar bersama 9 partai politik lain rupanya dikalahkan kotak kosong.
Kotak kosong memperoleh suara sebanyak 300.795, sedangkan calon tunggal memperoleh suara sebanyak 264.245.
Total perolehan suara Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Makassar mencapai 565.040 suara.
Perolehan suara antara kotak kosong dengan calon tunggal sebanyak 36.898 suara.
Perolehan suara kotak kosong memperoleh suara Pilkada Makassar 2018 sebanyak 53,23 persen.
Perolehan suara calon tunggal Appi-Cicu yang diusung 10 partai besar meraih suara sebanyak 46,77 persen.(**)