gemanews.id,-Makassar-Universitas Hasnuddin Makassar Melakukan Perkembangan usaha-usaha kelompok bersama di wilayah pesisir yang menciptakan produk-produk makanan yang berbasis pada hasil komoditi perikanan sampai hari ini, belum menunjukkan perubahan yang signifikan dalam peningkatan pendapatan masyarakat pesisir pada umumnya seperti Ikan Maupun produk-produk perikanan lainnya merupakan bahan pangan sumber hewani yang relatif murah harganya dibandingkan dengan sumber-sumber protein lainnya.
“Saat ini Kelompok-kelompok usaha yang dibentuk pada rumah tangga pesisir hanya berorientasi pada pelaksanaan program-program saja tanpa memperhatikan sifat keberlanjutan dari kelompok usaha tersebut sehingga perlunya diversifikasi produk” kata Hamzah sapaan akrabnya
Dosen Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan
menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Diversifikasi Produk Olahan Ikan Dempo”.
Tim Pengabdian Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan yang beranggotakan Dr. Hamzah Tahang, S.Pi, M.Si, Amiluddin, SP, M.Si, Arie Syahruni Cangara, S.Pi, M.Si, Benny Audy Jaya Gosari, .S.Kel, M.Si, dan M. Chasyim Hasani, S.Pi, M.Si. mengadakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Pada Kelompok Topaccing di Kelurahan Lonrae, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone bulan lalu.
Mereka mengusung program tersebut diversifikasi produk untuk meningkatkan nilai tambah produk perikanan olahan ikan dempo.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan keterampilan peserta. Kegiatan ini lebih menitiberatkan pada praktik dari pada teori.
Materi yang diberikan pada pengabdian tersebut tidak hanya sebatas diversifikasi produk tetapi juga pada manajemen kelompok, administrasi usaha serta strategi promosi secara online.
Media Sosial saat ini memberikan peranan yann sangat besar dalam dunia usaha untuk mempromosikan produk barang dan jasa untuk meningatkan penjualan produk olahan ikan dempo.
Selama ini Program-program dalam penguatan kapasitas kelompok oleh pemerintah lebih menekankan kepada kuantitas produk saja tanpa memperhatikan proses manajemen usaha dalam kelompok usaha tersebut sehingga tingkat kemandirian yang kurang dirasakan oleh kelompok usaha bersama menyebabkan tidak adanya usaha keberlanjutan dari pengolahan perikanan tersebut.
Perhatian yang lebih terhadap kuantitas produk yang dihasilkan oleh kelompok-kelompok usaha bersama menimbulkan secara tidak langsung keseragaman produk dan pengulangan program-program pelatihan dengan produk yang sama, sehingga menghasilkan penumpukan produk yang sama dan menyebabkan daya serap pasar yang mulai malas untuk menerima produk-produk tersebut.
Maka dari itu hal tersebut manjadi tantangan tersendiri bagi para pengambil kebijakan maupun pelaku-pelaku pemberdayaan yang bertujuan adanya perubahan untuk menciptakan inovasi-inovasi dalam menghasilkan kreatifitas dan pemanfaatan peluang-peluang usaha yang memiliki nilai lebih dan new product berbahan hasil dari sumberdaya perairan.
Peningkatan kapasitas dalam menjalankan roda usaha bagi angota kelompok serta menciptakan modifikasi produk usaha dapat menjadi salah satu strategi yang harus dilakukan sehingga menghasilkan produk dengan daya serap pasar yang tinggi dan mampu menembus industri khususnya pada industri perikanan