oleh

Dibalik Melenggangnya SYL

-Sosok-415 Dilihat

Oleh Mulawarman

gemanews.id,Jakarta-Banyak yang kaget, namun tidak sedikit pula yang kagum. Yaitu saat Syahrul Yasin Limpo (SYL) dipercaya Presiden Jokowi sebagai Menteri Pertanian. Siapa sangka, hampir tak pernah ada perbincangan mengenai SYL. Bahkan sejak selesai kepemimpinannya sebagai Gubernur dan kalah dalam Pemilu Legislatif April2019 lalu. Nyatanya, akhir Oktober kemarin, figurnya kembali menyedot perhatian publik. Lebih lagi, bidang yang akan diurusinya sangat strategis, karena terkait dengan hajat orang banyak, yaitu soal pangan.

Publik boleh jadi bertanya-tanya, apa gerangan yang membuat SYL berhasil dipercaya sebagai Mentan RI. Tak urung kemudian berkembang berbagai spekulasi apa dan siapa yang berhasil meyakinkan orang nomor satu di negeri ini, sehingga bisa mempercayakan jabatan kementan pada seorang SYL.

Tulisan ini akan mencoba menganalisa kemungkinan lain dari keberhasilan SYL sehingga dipercaya menjadi Menteri oleh Presiden Jokowi. Paling tidak kita melihat pada beberapa indikator terdekat yang melingkupi beberapa kejadian sebelumnya. Indikator ini yang pada gilirannya dapat mengarah kepada analisa yang diinginkan, terhadap siapa yang berada dibalik keberhasilan SYL menjadi menteri.

Dua Indikator

Dalam studi hubungan politik, karakter atau corak politik seseorang dapat diamati pada beberapa indikator. Pertama, dengan siapa dia menjalin hubungan politiknya. Kedua, di institusi politik mana dia berkiprah. Hubungan politik itu menyangkut dinasti, patron, dan relasi. Sementara institusi terkait erat dengan, peran, loyalias, dan konstribusi. Masing-masing memiliki efek terhadap karakter/corak politik seseorang. Dan dalam dua indikator inilah, kita akan melihat lebih dekat sosok SYL.

Indikator Pertama, dengan siapa dia bergaul? SYL adalah tipe orang dengan pengalaman dan jaringan politik yang luas. Membentang dari berbagai kalangan, profesi, suku, agama, hingga partai politik. Pada indikator ini, relatif sulit memetakan SYL pada satu preferensi kelompok tertentu. Pasalnya, dia juga terlibat dalam preferensi dan keanggotaan asosiasi lainnya. Meski demikian, dengan karakter pengalaman dan jaringan politiknya yang luas memungkinkan SYL sukses karena memang dia berhasil memanfaatkan seluruh modal politiknya.

Indikator kedua, dari partai mana dia dimajukan? Indikator ini boleh jadi dapat melengkapi analisa kita terhadap figur SYL. SYL didorong dari Partai Nasdem, yang diketuai oleh Surya Paloh. Nasdem adalah partai yang sejak periode pertama hingga kedua ini cukup solid mendukung pencalonan Presiden Jokowi. Tak ayal bila pada periode pertama, kadernya juga turut dipercaya sebagai salah satu menteri.

Dalam melihat indikator ini tidak hanya cukup melihat pada sosok SYL. SYL dan SP, meski hubungan pimpinan dan anak buat dalam struktur organisasi partai, nyatanya, keduanya sudah lebih dulu memiliki hubungan yang sangat dekat dan akrab. Jauh sebelum bersama-sama di Nasdem, keduanya telah memiliki hubungan baik saat di Golkar. Karena kedekatannya itu maka tidak berlebihan bila pada akhirnya, SYL direkomendasi oleh SP untuk menjadi menteri, mewakili partai Nasdem. Sampai pada titik ini, kemungkinan SYL didorong oleh SP dapat diklaim.

Namun, dugaan yang tak dapat dikesampingkan adalah adanya figur lain di luar SP di Nasdem yang ikut melapangkan jalan politik SYL sebagai Menterinya Jokowi. Terutama sekali adalah kader Nasdem yang satu daerah dengan SYL. Siapa lagi kalau bukan Rusdi Masse (RMS) yang merupakan Ketua DPW Nasdem Provinsi Sulawesi Selatan. RMS bukan hanya dekat dengan SP, namun juga dia berhasil membuktikan kapasitas politiknya.

Peran dan kedudukan RMS memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Keberhasilannya dalam memimpin partai baru, Nasdem di Sulsel harus diakui para senior dan bahkan lawan politiknya. Masyarakat Sulsel boleh jadi sudah lama hanya mengenal Partai-partai besar seperti Golkar dan PDI, dan bahkan sudah menjadi basis kemenangan beringin di beberapa Kabupaten/kota di Sulsel. Namun sejak lima tahun terakhir ini, petanya mulai berubah drastis. Terutama sejak kehadiran kepemimpinan RMS di Nasdem. Buktinya Pemilu Legislatif pada April 2019 lalu, Nasdem menjadi pemenang kedua setelah Golkar dengan perolehan 684.533 suara. Padahal pada Pemilu 2014, posisi Nasdem masih menempati posisi nomor 7, jauh di bawah partai tengah seperti PAN, PPP, dan PKS, yaitu sebesar 316.421 suara. Dengan capaian itu, naga-naganya, akan membuat SP tidak enak hati, bila RMS meminta Nasdem menjagokan SYL duduk di Kabinet Jokowi dan memperhatikan Sulsel daerahnya.

Saya menduga kuat, dua indikator ini menjadi faktor penting bagi keberhasilan SYL sehingga dipercaya menjadi menteri. Ditambah lagi, kedekatan dan komunikasi politik RMS ke elit PDIP, Golkar dan elit nasional lainnya atas kepercayaan SP pada RMS untuk mewakilinya berkomunikasi dengan para elit itu. Akhirnya, SYL dipercaya jadi menteri mengurus Pertanian Nasional. Dan RMS tak disangka menyelamatkan wajah orang-orang Sulsel di panggung politik nasional, karena SYL satu-satunya orang Sulsel yang dipercaya duduk di Kabinet Indonesia Maju Jokowi. Terimakasih bung RMS, dan selamat bekerja bung SYL. Ewako.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *