oleh

Begini Tanggapan Budayawan Sulsel Melihat Arogansi Oknum Satpol PP Gowa

gemanews.id-Makassar-Penerapan protokol kesehatan pada masa pademi covid 19 hingga Penerapan aturan-aturan Pemerintah ini terkadang disalah gunakan ,seolah membuat manusia kerap salah langkah dalam penerapan kebijakan tersebut

kemunculan Covid 19 ini telah menganiaya kebudayaan kita,menganiaya agama kita yg nemunculkan tradisi baru yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita bahkan degan ajaran agama kita.Sangat disayangkan kerna pemeritah kita tidak membuat protokol kesehatan Covid-19 yang disesuaikan dengn budaya dan agama kita

Hal tersebut di ungkapkan seorang tokoh seni dan budaya Sulsel Asmin Amin, Kepada gemanews.id-saat mengetahui kejadian viral yang terjadi pada sebuah Cafe di panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten gowa dan melihat arogansi seorang penegak perda melakukan hal semena mena terhadap warganya Sendiri

Asmin Amin menyebut bahwa ini mungkin peringatan atau bencana dengan label yang kita sebut sebagai Covi-19

Lanjut apa yang dilakukan Oleh Oknum Satpol PP kabupaten Gowa itu adalah gambaran nyata dirinya kehilangan pemahaman dan pengertian terhadap kearifan budaya lokal tentang Sipakatau, malah dia juga kehilangan akhlak mulia yang diajarkan oleh agama kita.

“Kalau begitu ini salah didik dan yang bertanggung jawab adalah pemerintah setempat”. Kata Asmin

Efek lanjutan dari ke tidak mampuan kita menjaga marwah Agama dan kearifan budaya kita maka mashab yang dipakai ini adalah mashab WHO, bukan mashab agama, bukan mashab kebudayaan kita, bukan mashab islam,

nampak lain dari prilaku taletalekang” Oknum Satpol PP gowa ini, mungkin ingin cari muka kepada pimpinan dan menunjukkan dia telah menjalankan tugas denagan baik.”dia”tidak diajarkan untuk mengedepan cari muka kepada Allah SWT, juga mengikuti karifan kearifan budaya kita”. Terang Amin

Saya kira ini bentuk salah mendidik dan yang bertanggung jawab atas pendidikan dari perilaku oknum Satpol PP gowa ini adalah pemerintah setempat. Tambahnya

Begitulah rentetan atau efek dari bencana corona ini dan sayangnya pemerintah kita tidak membuat protokol khusus penanganan Covid-19 ini yang sesuai dengan agama kita, sesuai dengan budaya kita beliau cuma takluk kepada protokol yang disodorkan kepada WHO .

Sekali lagi, kita sudah kehilagam daya tawar, kehilangan harga diri hingga tidak punya keberanian melakukan negosiasi degan tetap mengedepankan ke Indonesiaan kita.(**)