Ad imageAd image

Politisi Senior Golkar IAS, Ayo Bangkitkan Spirit Musik Daerah di Unhas: Saatnya Generasi Baru Maju!

admin
By admin 78 Views Add a Comment

Gemanews.id,MAKASSAR – Ketua DPD PAPPRI Sulawesi Selatan sekaligus politisi senior Partai Golkar Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), resmi membuka kegiatan “PAPPRI Goes to Campus” dengan tema Membangun Generasi Musik Masa Depan. Acara ini digelar di Gedung Arsjad Rasjid Lecture Theater Universitas Hasanuddin, Rabu (19/11/2025).

Kegiatan yang untuk pertama kalinya diadakan di lingkungan kampus ini menjadi langkah awal PAPPRI Sulsel dalam menghadirkan dunia musik sebagai bagian penting dari ekosistem pendidikan dan pengembangan talenta muda di Sulawesi Selatan.

Dalam sambutannya, IAS menegaskan pentingnya identitas musik daerah sebagai bagian dari kebanggaan dan jati diri masyarakat Sulawesi Selatan.

Ad imageAd image

Ia membandingkan atmosfer musik berbagai kota di Indonesia yang begitu kental dengan nuansa budaya lokal.

“Kalau kita pergi ke Jawa, Manado, Ambon, atau Kupang, begitu turun dari bandara atau masuk restoran, kita langsung mendengar musik daerahnya. Tapi di Makassar, saya khawatir suatu saat generasi muda kita tidak lagi mengenali lagu ‘Angin Mamiri’. Padahal itu karya besar yang mendunia,” ujar IAS.

IAS mengungkapkan bahwa PAPPRI Sulsel tengah melakukan kajian akademik bersama berbagai pihak untuk menghadirkan regulasi yang memberikan ruang tampil bagi musik daerah, termasuk di kafe, ruang publik, hingga venue hiburan.

Ad imageAd image

“Kami sudah koordinasi dengan pemerintah provinsi. Harapannya ada payung regulasi yang bisa membuka ruang bagi musik-musik daerah masuk ke ruang publik. Musik harus menyesuaikan telinga orang Makassar tanpa menghilangkan kekhasannya,” jelasnya.

Politisi senior golkar itu juga menyampaikan bahwa pada 1 Desember mendatang, sejumlah lagu daerah akan diluncurkan dalam nuansa jazz sebagai bentuk inovasi tanpa meninggalkan akar budaya.

IAS turut menekankan bahwa musik memiliki kekuatan besar bagi generasi muda dan akan memberikan ruang untuk kreatifitas pemuda dalam membangun kepercayaan diri.

“Musik adalah energi. Banyak anak muda berbakat, tapi tidak percaya diri untuk tampil. Kadang bagus suaranya, tapi hanya berani menyanyi di kamar mandi. PAPPRI ingin hadir memberi ruang, membangun keberanian itu,” katanya.

IAS mencontohkan banyak talenta Sulsel yang sukses di kancah nasional, seperti Ati Kodong, Selfi, dan masih banyak yang lainnya. Ini membuktikan bahwa Sulawesi Selatan tidak kekurangan bakat hanya perlu didorong dan difasilitasi.

Karenanya, PAPPRI Sulsel akan melakukan penjaringan dan seleksi talenta musik sebelum mereka mengikuti ajang-ajang besar seperti kompetisi televisi atau audisi nasional.

“Kami ingin mempersiapkan mereka dari awal. PAPPRI akan melakukan perjaringan untuk semua genre pop, rock, hingga dangdut, agar para artis muda Sulsel punya kesempatan tampil di event besar,” pungkas IAS.

Selain membuka acara, IAS juga tampil sebagai pemateri dengan menyampaikan materi wawasan dan pengenalan lembaga DPD PAPPRI Sulsel, termasuk peran organisasi dalam melindungi karya musik, memperjuangkan hak ekonomi pencipta, serta pengembangan SDM musik di Sulawesi Selatan.

“PAPPRI Goes to Campus” menghadirkan berbagai agenda menarik bagi mahasiswa dan pegiat musik, seperti, Workshop Musik, Sharing Session & Bincang Musik, serta jam Session bersama musisi dan pemateri.

Acara ini memberikan wawasan sekaligus ruang eksplorasi bagi peserta untuk memahami industri musik dari hulu ke hilir.

Rektor Unhas Prof. Jamaluddin Jompa turut hadir dan menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya musik sebagai bagian dari kurikulum perguruan tinggi.

Turut hadir pula, Achmad Hendra Hakamuddin, Kadis Pariwisata Kota Makassar, Ery Iswary dan Gyant Hidayah, yang juga tampil sebagai pemateri, Andy Mangara, Wakil Ketua DPD PAPPRI Sulsel yang bertindak sebagai moderator, dan Dody Kurniawan Asman, pemateri yang membawakan sosialiasi dan rekrutmen PAPPRI Muda.

IAS berharap kehadiran PAPPRI di kampus bisa menjadi awal dari gerakan besar untuk memastikan musik daerah tetap hidup dan menjadi “cetak biru” pembangunan budaya masa depan.

Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi interaktif dan penampilan musik dari peserta yang mencerminkan semangat baru generasi kampus dalam mengembangkan kreativitas bermusik.(**)

Share This Article
Leave a review