oleh

Sekjend PPWI Fachrul Razi: Penangkapan Ketum PPWI Wilson Lalengke Bentuk kriminalisasi Pers

-Nasional-521 Dilihat

Gemanews.id- Jakarta-kriminalisasi terhadap Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke, S.pd,.M.Si,.MA,. Yang di lakukan oleh oknum penyidik Polres Lampung Timur dan Polda Lampung ketika membela wartawan, bentuk dikriminalisasi Pers, saat penangkapan, membuat sekretaris jenderal DPN PPWI Dr.Fachru Razi, MIP yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) mengambil alih pimpinan selaku ketua umum PPWI. Sabtu 12 Maret 2022.

Dengan suara bergetar menahan kemarahan, melalui pesan suara yang dikirim ke Group WhatsApp PPWI Nasional, senator asal Aceh ini mengintruksikan kepada seluruh anggota PPWI di seluruh Indonesia untuk menahan diri dan bersabar serta bersikap cerdas dalam menyikapi persoalan ini.

Berikut arahan sekjen PPWI yang diubah dari pesan suara group WAG PPWI Nasional kedalam yang dikutip oleh media gemanews.id,

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh…..Kepada seluruh saudara-saudaraku di PPWI di Nusantara dan juga di seluruh Indonesia, saya sampaikan bahwa pada hari ini saya Fahkrurrazi Sekjen DPN mengambil alih organisasi PPWI yang hari ini mengalami kekosongan karena ketua PPWI diproses secara hukum dan dikriminalisasi.

Kepada seluruh pengurus dan anggota untuk menahan diri, sabar, tidak gabah, tidak terprovokasi dan kita sedang menyaksikan sebuah proses penegakan hukum yang di obrak-abrik dan dirusak oleh oknum-oknum, perlu kita ketahui bahwa diatas langit Ada langit, diatas pangkat ada pangkat di atas jabatan ada jabatan mereka tidak akan lama duduk di sana karena semua ada masanya, kesabaran kita adalah ujian terbesar, bagi kita adalah modal untuk kita terus solid dan tidak terprovokasi Dengan apapun, kita akan tempuh jalur damai atau dengan cara-cara sesuai dengan aturan hukum, kita tidak mau ada pihak-pihak yang mencoba memboncengi penegak hukum sehingga proses penangkapan saudara Wilson dilakukan tanpa prosedur hukum.
Saya ingin katakan Saya marah betul atas peristiwa hari ini, dan juga video yang telah menunjukkan bagaimana seorang Wilson diperlakukan tidak manusiawi ibarat teroris dan menjadi musuh bersama aparat.
Saya menghargai aparatur Negara saya hargai kepolisian, saya juga sama menghargai teman-teman yang ada di Lampung khusus Lampung Timur, tetapi penegakan hukum harus ditegakkan bukan berarti melakukan tindakan dengan cara kekerasan.

Dan saya juga memaklumi psikologi saudara Wilson yang berada di lapangan karena lelah, letih dan juga kecapaian sehingga beliau berada dalam kondisi yang tidak terkontrol.

Kepada pada temen-temen untuk bisa menahan diri, kita akan hadapi secara baik-baik kalau ini bisa diselesaikan secara musyawarah dan damai mari kita selesaikan, tapi kalau ini tetap dilanjutkan kita akan lanjutkan sampai proses hukum ditegakkan seseadil-adilnya, saya yakin betul peristiwa ini tidak terlepas dari pemneritaan – pemberitaan yang ada di Lampung, kasus-kasus yang diangkat teman-teman, semua peristiwa ini akan kita respon dengan cerdas selagi ada waktu untuk rekonsiliasi dan menempuh dengan jalur damai, kita memberi ruang kepada temen-temen oknum-oknum yang melakukan kekerasan terhadap Wilson, tapi sebaliknya apabila tidak ada jalur lain dan saudara Wilson akhirnya dikriminalisasi, diproses secara hukum bahkan di penjara, ya kita akan tempuh jalur selanjutnya yakni jalur hukum dan juga jalur politik, tidak ada tupai yang tidak jatuh ketika dia terus melompat, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga.

salam dari saya wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. (**)