Gemanews.id-Makassar-Aktifitas penggalian jalan nasional pada malam hari ini dinilai kurang tepat karena berdampak kemacetan panjang sangat meresahkan Pengguna jalan yang ingin menuju ke daerah Maros.akibat Ruas jalan yang digali sekitar depan Dinas Kesehatan Propinsi Sulsel Jalan Perintis Kemerdekaan.kamis malam,1/8/2024
Aktifitas ini dinilai kurang berkoordinasi atau persiapan yang kurang mapan oleh pengelolah atau pelaksana pekerjaan yang melakukan penggalian pada malam hari.
Tentu saja jika ada aktifitas diarea jalan nasional apalagi dalam wilayah kota Makassar akan berdampak kemacetan, namun demikian, kondisi kemacetan itu bisa teratasi jika persiapan yang mapan dan kerja sama yang baik dengan petugas yang berwenang untuk pengaturan lalulintas jalan disekitar area yang dikerjakan.
“Yang sangat disayangkan oleh pengguna jalan yang melintas diarea jalan ini adalah minimnya rambu jalan yang merupakan bentuk pemberitahuan atau pengaman bagi pengguna jalan, bahkan di lokasi sekitar jalan yang dilaksanakan penggalian tidak nampak petugas berwenang yang mengatur lalu lintas jalan, sehingga mengakibatkan pengendara saling berdesak desakan untuk menembus jalan macet”. ungkap Akbar Polo yang juga Ketua PJI Sulsel salah seorang pengguna jalan mengalami macet”
“Lanjut Akbar Polo Jika ada kegiatan seperti ini mestinya diupayakan rekayasa lalu lintas atau berkoordinasi dengan pihak kepolisian dengan pihak pelaksana Jalan Nasional, walau kegiatan penggalian sangat penting namun kegiatan ini diduga tidak membangun koordinasi yang baik dengan sejumlah stakeholder yang berwenang ujar Akbar Polo
Akbar polo juga Meminta kepada pihak pelaksana jalan nasional dalam hal ini Kepala BPJN Wilayah XIII Makassar agar memberi teguran keras terhadap satker metro atau ppk yang bersangkutan, jika ini adalah proyek balai jalan nasional. Ujarnya
Bahkan di lokasi tidak ditemukan papan bicara yang merupakan transparansi kegiatan yang harus diketahui oleh masyarakat, apalagi jika kegiatan ini menggunakan anggaran negara tentunya harus transparan. Tutup Akbar (*)