oleh

Aktivis Aksi di Balai Paru Makassar, Diduga Kontraktor Kirim Preman Bayaran, 1 Orang Aktivis Menjadi Korban Pemukulan

Gemanew.id-MAKASSAR – Aksi premanisme lagi terjadi di kota Makassar, saat Aktivis anti korupsi Amanat Rakyat yang ingin melakukan aksi unjuk rasa di areal parkiran balai Paru kota Makassar jalan Pettarani, terkait dugaan korupsi proyek pembangunan Gedung proyek pekerjaan pembagunan gedung perawatan TBC paru BBPKM Makassar

Yang mengakibatkan seorang aktivis berinisial MZA 23 tahun, beralamat Manggala kota Makassar,menjadi korban premanisme di duga di lakukan seorang Preman Bayaran Kontraktor, sehingga menjadi korban, mengakibatkan bibir bagian sebelah kanan sakit di duga habis pukulan, Selasa,10/1/2023 Pukul.14,20.Wita

Kejadian ini terjadi di areal parkir Balai Paru kota Makassar jalan Pettarani, yang bersebelahan Kantor dengan kantor Direktorat Lalu lintas Polda Sulsel.

Korban pemukulan diduga pelaku preman bayaran kontraktor ket gambar: korban pemukulan, diduga pelaku pemukulan Preman Bayaran Kontraktor

Diduga pihak kontraktor melakukan pekerjaan Merasa tidak menerima hasil pekerjaan proyeknya di ganggu, Diduga sehingga pihak kontraktor merasa sangat terganggu kehadiran kehadiran Para aktivis Amanat Rakyat (Suara Indonesia) hadir di depan gedung TBC Paru BBKPM Makassar, untuk melakukan orasi dan mempertanyakan terkait hasil proyek pekerjaan pembagunan gedung perawatan TBC paru BBPKM Makassar yang mereka anggap di duga sebagai syarat dengan korupsi.

Sehingga pihak kontraktor ini sebagai pemenang tender merasa terganggu, kehadiran mereka, sehingga pihak kontraktor kirim utusan seorang diduga preman bayaran untuk menakut-nakuti para aktivis, sehingga tidak melakukan aksi didepan Balai Paru kota Makassar, sehingga tindakan premanisme terjadi mengakibatkan 1 orang menjadi korban tindakan kriminal terjadi, yang diduga lakukan oleh preman bayaran kontraktor tersebut tutur Ahmad

Hal ini di benarkan salah satu saksi yang juga jenlap lembaga Amanat Rakyat Ahmad,yang di hubungi via WhatsAppnya gemanews.id, menuturkan dia bersama teman-teman aktivis datang menyikapi proyek tersebut di Balai Paru kota Makassar

Yang diduga telah terjadi persekongkolan yang terstruktur, sistematis dan massif. terkait proyek tersebut dan mereka menilai Kelompok Kerja (Pokja) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tidak melaksanakan fakta integritas dalam penandatangan kontrak kerja.

Kami juga merasa heran tiba-tiba kami di didatangi seorang preman bayaran tersebut mendekati korban salah satu teman kami yang ikut Aksi, mendapatkan pemukulan dari seorang suruan atau kiriman Preman Bayaran, yang kami menduga pelakunya dari suruan kontraktor pelaksana proyek tersebut ucap Ahmad

Jenlap aksi juga berharap dari kejadian ini, Aparat penegak hukum (APH) untuk segera menangkap pelaku pemukulan teman kami yang menjadi korban pemukulan, dia juga menduga dari terjadinya penumpukan ini,aktor intelektualnya adalah kontraktor sehingga terjadi insiden pemukulan tersebut ucap Ahmad

“Lanjut Pokja dan PPK tidak cermat pada saat proses lelang yang melalui tahapan evaluasi, verifikasi dan Klarifikasi atas calon pemenang tender,” Tutur Ahmad. Selasa,

Mereka juga menduga Pelaksana pekerjaan ruang perawatan TBC dalam hal ini PT. Sahabat Karya Sejati sejak tahun 2017 masuk dalam daftar pengawasan Aparat Penegak Hukum (APH).

“Kontraktor Perusahaan mengejutkan proyek ini, di duga berurusan hukum juga di Polda Riau, terkait dengan Pembangunan Politeknik KP Dumai yang diduga merugikan keuangan negara,” ungkapnya.

Proyek Pembangunan ruang perawatan TBC Makassar ,nilai kontrak kerja Rp. 15.262.369.211,26 seperti dikutip dari laman sistem pengadaan barang dan jasa LPSE Kementerian Kesehatan.

Pihak BBPKM Makassar sendiri menerima para perwakilan pengunjuk rasa di ruang rapat. Namun sangat disayangkan terjadi kekerasan terhadap mereka.

Aktivis yang menjadi Korban ini juga telah melakukan visum dan telah melaporkan kejadian ini di Pihak kepolisian Polres tabes Makassar yang diduga otak dari oknum diduga preman bayar sehingga terjadi Pemukulan,” tegas Ahmad.(**)