oleh

“Wahai Jiwa yang Tenang, Kembalilah Pada Rabbmu dengan Tenang”

Oleh: Amal Sakti (Eks Pengurus PB HMI 2013-2015 / Sahabat Mulyadi P Tamsir)

gemanews.id-Makassar-Sabtu, 9 Januari 202, Kala itu kami baru saja tiba dirumah menjelang Maghrib, sehabis berkunjung kerumah kawan di Bontonompo, Gowa. Tak lama saya membuka WA grup PB HMI 2013-2015. Mulai ramai informasi bahwa engkau salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air yang kehilangan kontak. Kaget, sedih, dan berharap itu tidak benar namun ternyata takdir hidupmu berkata lain. Namamu, istri dan mertua berada dalam manifes pesawat Sriwijaya Air yang dipastikan jatuh diperairan laut Kepulauan Seribu. Sungguh sedih dan tidak terasa saya meneteskan air mata. Sungguh saya telah kehilangan sahabat terbaik. Banyak kenangan hidup tatkala kita masih bersama sama berjuang di Ibukota.

Ditahun 2010 saya berangkat hijrah ke Jakarta sebagai pengurus PB HMI dibawah kepemimpinan Bang Noerfajrieansyah. Disaat itulah saya mulai berinteraksi denganmu Mas Mul sebagai sesama pengurus besar PB HMI.

Mulyadi P Tamsir, akrab disapa Mas Mul. Kader HMI Cabang Sintang berdarah Jawa Timur, lahir dan besar di Kalimantan Barat. Orang tuanya berasal dari Jawa Timur dan bertransmigrasi di Kalimantan Barat. Disanalah Mulyadi lahir, menghabiskan waktunya dari kecil hingga dewasa, menyelesaikan kuliah S1 sekaligus menjabat sebagai Ketua Umum HMI Cabang Sintang, yang kelak tertulis dalam tinta sejarah sebagai ketua umum PB HMI.

Hanya satu semester dalam satu kepengurusan karena saya masuk direshuffle semester kedua dan di semester ketiga PB HMI terpecah/terjadi dualisme kepemimpinan. Engkau kukuh berdiri dibarisan Noerfajrieansyah dan saya diseberang dibarisan PJ Ketua Umum Basri Dodo. Hingga sebuah insiden terjadi di Sekretariat PB HMI Dipo 16 A akibat dualisme tersebut, engkau menjadi korbannya. Sempat menempuh jalur hukum namun pada akhirnya engkau memilih berbesar hati memberi maaf, yang pada akhirnya mengantarkan 2 kepengurusan Islah dan melaksanakan kongres bersama. Itulah salah satu momentum yang tak terlupakan tentang dirimu sahabatku. Berbesar hati memberi maaf kepada teman sehimpunan. Sungguh mulia hatimu Mas Mul. Allah akan membalasnya dengan surganya. Aminnnn.

Dikongres kita sama-sama berstatus kandidat dan membentuk poros koalisi yang mengantarkan Arief rosyid formateur, antum dan saya masing masing mide formateur pertama dan kedua walaupun sebenarnya peluang menangmu terpilih sebagai formateur terbuka lebar namun memilih melaksanakan komitmen yang telah kamu ikrarkan, dan kali ini kamu mengajarkan saya tentang arti sebuah komitmen dalam pertarungan politik. Semenjak itu dilantik menjadi Sekjend dan panggilanmu pun berubah dari Mas Mul menjadi Sekjend atau disingkat Jend.

Selama 2 tahun lebih kita menghabiskan waktu bersama mewakafkan diri di PB HMI membuat intensitas pertemuan dan perkawanan kita semakin erat dengan melalui beragam dinamika diantaranya perpindahan Sekretariat Dipo 16 A ke pasar rumput yang hampir kembali membuat PB HMI terbelah. Diakhir periode kepengurusan engkau ingin mengabdikan dirimu sebagai koordinator SC kongres dan tidak berniat lagi maju mencalonkan diri dikongres namun takdir malah mengantarkanmu menjadi ketua umum karena pada saat pemilihan calon koordinator SC dirapat harian perolehan suara yang kita peroleh berakhir imbang dan akan dilanjutkan kepemilihan tahap kedua. Engkau memilih mundur sebagai calon koordinator SC, mempersilahkan saya menjadi koordinator SC dan bismillah mencalonkan diri dikongres Pekanbaru riau. Engkau memang gagal menjadi Koordinator SC kala itu, tetapi ternyata takdir mengantarkanmu memimpin himpunan yang kita cintai ini dikongres Pekanbaru, Riau. Mulyadi P Tamsir terpilih dan saya sahabatmu ini berada pada posisi yang kalah. Walaupun berada diposisi yang berbeda namun engkau banyak membantu dan mengakomodir adik-adik saya dikepengurusanmu.

Mulyadi P Tamsir sungguh engkau orang yang baik. Kebaikan itu tercermin dari sikapmu yang tenang, bijak terhadap segala problematika. Disetiap waktu saya menyempatkan diri silaturahmi via telpon denganmu sahabatku. Saya selalu mengejekmu tentang pernikahan dan alhamdulillah beberapa bulan yang lalu engkaupun mengakhiri masa lajangmu di usia ke 39 tahun. Namun sayang saya tidak sempat menghadiri acara tersebut mas Mul. Sungguh saya menyesalinya karena sewaktu saya menikah diMakassar engkau menyempatkan diri menghadirinya.

Disetiap waktu saling berkabar saya selalu mendoakan semoga cita citamu untuk mengabdikan diri untuk ummat dan bangsa dinegeri ini terwujud, walau kontestasi pileg 2019 lalu engkau gagal melenggang ke Senayan tetapi karir politikmu sebagai salah satu elit partai politik DPP Hanura membuktikan bahwa engkau salah satu anak muda di negeri ini, kader HMI yang memiliki cita cita perjuangan untuk Indonesia Adil Makmur sebagaimana khittah perjuangan HMI. Engkau sadar bahwa ruh HMI adalah perkaderan, hingga engkau membentuk Yayasan Perkaderan Insan Cita dan engkau sendiri adalah Ketua Yayasannya.

Mas Mul, walau usiamu tak sepanjang cita cita mu. Tapi nama, pengabdian, serta perjuanganmu terhadap bangsa dan himpunan akan terukir panjang dengan tinta emas yang akan terus kami ceriterakan pada anak cucu kami. Semoga pengabdianmu menjadi amal jariah yang akan mengantarkan engkau di Jannatul Firdaus.

Wahai jiwa yang tenang , kembalilah pada Rabbmu dengan tenang. Kami ikhlas.
Al Fatihah

11 Januari 2021
Amal sakti