Gemanews.id-Soppeng,– Gemanews.id – Proyek Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) yang diharapkan mampu meningkatkan sistem irigasi di Kelurahan Jennae, Kecamatan Liliriaja, justru diduga sudah ambruk.
Proyek yang digadang-gadang bisa menjadi solusi bagi kebutuhan irigasi pertanian setempat ini kini menampakkan tanda-tanda kegagalan, dengan retakan parah di sejumlah titik saluran yang baru saja dibangun.
Proyek senilai Rp 195 juta yang dikerjakan oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Tessiabeng pada tahun anggaran 2022 ini seharusnya menjadi tumpuan harapan bagi para petani.
Namun, bukannya meningkatkan kinerja sistem irigasi, keretakan yang sudah terlihat dalam waktu singkat justru memicu keresahan.
Warga khawatir kerusakan ini akan menyebabkan gagalnya pasokan air untuk lahan pertanian, yang merupakan tulang punggung ekonomi petani.
Kritik utama diarahkan pada mutu pengerjaan proyek, mulai dari kualitas material yang digunakan hingga pengawasan saat pelaksanaannya.
Apakah proyek ini dikerjakan sesuai standar atau ada pelanggaran dalam proses pengerjaannya?
Masyarakat mempertanyakan bagaimana bisa proyek dengan anggaran negara sebesar ini menghasilkan kualitas yang dinilai jauh dari harapan.
Bagaimana pengawasan teknis dilakukan? Apakah standar material yang dipakai sudah memadai?
Jawaban-jawaban ini sangat dinanti, terutama karena proyek ini sangat penting bagi kesejahteraan petani yang bergantung pada sistem irigasi yang baik.
Akan tetapi, hingga berita ini disiarkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak pelaksana proyek, Sabtu (14/9).