oleh

Muscab DPC PPP Makassar Menentukan Sukses Tidaknya Menggarap Kaum Milenial

-Politik-484 Dilihat

Gemanews.id-Makassar-Sejalan dengan apa yang disampaikan ketua umum PPP Suharso Monoarfa bahwa Potensi suara generasi Zaman milenial menjadi sasaran empuk sejumlah partai politik dalam gelaran Pemilu 2024.

Ketua Umum DPP PPP Suharso Monoarfa mengatakan suara Gen Z dan Generasi Milenial pada Pemilu 2024 jumlahnya diperkirakan sekitar 60 persen dari total suara pemilih. Dia mengatakan sejak saat ini telah disiapkan strategi khusus untuk mencapai target tersebut.

Keseriusan PPP untuk menggarap kaum milenial terbukti dengan alasan dan pertimbangan para kader PPP sulsel sewaktu menentukan ketua wilayah sulsel kemarin. Dengan beberapa pertimbangannya adalah memilih Imam Fauzan sebagai refresentasi pemilih pemuda pada saat pemilu 2024 yang memang didominasi pemilih pemula yang mencapai 34% sekaligus dianggap bisa menjawab tantangan zaman PPP di sulsel.

“Direktur eksekutif Mitra Demokrasi Indonesia (MDI) menilai bahwa era milenial menjadi tantangan tersendiri bagi semua partai politik saat ini. Khususnya PPP, yang dinilai masih identik dengan parpol orang tua.” Kata Andi Taufiq Aris yang akrab disapa dengan nama ATA.

Selain itu sebagai direktur komunikasi politik Lingkar Jurnal Indonesia, ATA menilai bahwa langkah-langkah strategi dan pertimbangan PPP sulsel dengan mendudukkan ketua wilayah seorang anak muda (kaum milenial) sudah tepat, karena selain memberikan pesan kepada publik khususnya kaum muda. Bahwa PPP tidak lagi identik dengan parpol orang tua, juga upaya tepat PPP agar bisa lebih dekat dengan generasi muda. “Salah satunya me-rebranding diri bahwa PPP tidak lagi hanya sebagai partai orang tua, tapi sudah melakukan regenerasi di kepemimpinan,”

Oleh sebab itu untuk memuluskan langkah-langkah strategi PPP menggarap kaum milenial sulsel sangat ditentukan dari hasil Muscab PPP kota makassar,  karena kota makassar sebagai ibukota provinsi sehingga menjadi barometer kab/kota di sulsel.

“Jika PPP salah memilih ketua maka ini akan mengganggu langkah-langkah strategi atau pencapain PPP khususnya dalam menggarap pemilih milenial karena gagal brending diri bahwa PPP bukan hanya sebagai partai orang tua, karena tidak melakukan regenerasi di kepemimpinan.” Lanjut Ata dalam kalimat penutupnya.(**)