gemanews.Id-Makassar -Satu lagi rumah sakit khusus yang dipastikan akan hadir Disulawesi Selatan, jika tak ada aral melintang pembangunan Rumah Sakit Khusus Strok ini akan dimulai tahun 2020. Gubernur Nurdin Abdullah dalam merealisasikan kegiatain ini patut diparesiasi, pasalnya Rumah Sakit Ini akan menjadi rumah sakit rujukan. Olehny itu dengan peresetujuan dari Kemenkes, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah telah menginstruksikan upaya perpindahan pasien jiwa ke RS Sayang Rakyat.
Tindaklanjut dari hal ini, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Rakyat tengah menyusun masterplan pembangunan renovasi gedung. Hal itu untuk mempersiapkan rencana menerima pasien penyakit jiwa dari Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi yang ditargetkan terealisasi secara bertahap mulai akhir tahun ini.
Direktur Utama RSUD Sayang Rakyat, Siti Haeriyah mengatakan, rencana alih fungsi RS ini menyusul adanya rencana Pemprov Sulsel mengubah RSKD Dadi menjadi RS Khusus Penyakit Kanker. Atas agenda itu, mau tak mau RS yang ia pimpin sekarang turut diubah pelayanannya khusus menangani pasien jiwa.
“Kalau pemindahan pasiennya, tentu kita Rumah Sakit Sayang Rakyat berbenah, bersiap menunggu anggaran untuk pembenahan gedung dan pemasangan terali untuk pasien jiwa seperti rumah sakit jiwa pada umumnya,” kata Haeriyah, kemarin.
Haeriyah melanjutkan, hasil studi kelayakan atau feasibility studi yang telah dilakukan sebelumnya juga sudah menyatakan kalau RSUD Sayang Rakyat layak untuk dijadikan tempat pelayanan pasien Penyakit jiwa. Hanya saja dia tak menampik pihaknya perlu berbenah sebelum pemindahan pasien dilakukan.
Dia melanjutkan, tim yang telah dibentuk tengah menyusun anggaran untuk rencana pembenahan RSUD Sayang Rakyat di APBD Perubahan. Selain daripada penyiapan sarana lainnya. Masterplan renovasi gedung juga tengah dirancang untuk proyek penganggaran dalam APBD 2020.
“Kalau untuk anggaran pokok masih menunggu dulu masterplan gedungnya. Sementara dibikin. Jadi sementara gedung-gedung direnovasi, pemasangan terali dan lembelian alat yang dibutuhkan, renovasi poli berdasarkan klasifikasi rumah sakit jiwa,” urai Haeriyah.
Pasca alih fungsi pelayanan RSUD Sayang Rakyat nantinya, Haeriyah optimistis akan terus memberikan pelayanan maksimal. Apalagi dari hasil studi kelayakan, lokasi RS yang terletak di bilangan Jalan Pahlawan, Kecamatan Biringkanaya memang pantas untuk penanganan pasien jiwa.
“Inikan sudah ada studi kelayakan, masyarakat sekitar sudah bisa menerima. Hasilnya layak untuk pindah. Dan memang kalau kita lihat lokasinya Rumah Sakit Dadi kan di tengah kota, dan pasien sudah bertumpuk. Di lokasi Rumah Sakit Sayang itu alamnya masih segar,” pungkas dia.
Sebelumnya Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Bachtiar Baso menjelaskan, berdasarkan hasil feasibility study, proses pemindahan pasien jiwa mesti didahului perbaikan fasilitas di RSUD Sayang Rakyat. Seperti ketersediaan tempat tidur, pintu atau tralis besi, hingga ruang pasien khusus.
“Diharapkan mulai pindah tahun ini, kita dulu harus membenahi Sayang Rakyat. Targetnya sudah ada perpindahan setelah (APBD) perubahan. Jadi kalau bisa tahun depan suasana sudah berubah, ada kegiatan pelayanan jiwa disana,” kata Bachtiar.
Selain rencana pemindahan, Bachtiar menjelaskan rencana pembangunan RS Khusus Kanker itu telah disetujui Kementerian Kesehatan. Sehingga realisasinya akan dialokasikan melalui APBD maupun APBN.
Ada tiga syarat yang diajukan Kementeruan Kesehatan sebelum menyetujui pembangunan RS Khusus Kanker itu. Pertama, penyiapan lahan yang bersertifikat milik Pemprov Sulsel dan sesuai RTRW, kedua, memiliki sumberdaya manusia, khususnya dokter ahli tumor; dan ketiga, manajemen yang baik.
“Untuk semua syarat itu kami sudah penuhi sehingga telah dilaporkan ke pak gubernur. Selanjutnya beliau instruksikan untuk pindahkan pasien Penyakit jiwa ke RS Sayang Rakyat,” jelas Bachtiar.